Monday, January 9, 2017

Ayo Selamatkan Gajah, Badak, Harimau dan Orangutan dari Perburuan dan Perdagangan Ilegal

Banda Aceh – Sebanyak 200 orang berparade di jalan protokol di Banda Aceh untuk menyerukan penghentian kejahatan satwa. Ini adalah aksi global serentak dilakukan di banyak kota di seluruh dunia untuk mendukung penyelamatan satwa yang terancam punah melalui aksi berjalan bersama atau Global March for elephant, Rhino, Tiger and Orangutan (GMFERTO).


 Foto: WWF Indonesia / Chik Rini

Aksi kampanye ini mengangkat isu penyelamatan gajah, badak, harimau dan orangutan yang merupakan spesies kunci sumatera dari ancaman kepunahan terutama akibat perburuan dan perdagangan ilegal. Aksi ini diinisiasi oleh Earth Hour Aceh didukung oleh WWF Indonesia, polisi kehutanan dari Dinas Kehutanan, Bapedal Aceh, Forum Kolaborasi Komunitas, duta wisata, duta baca, penyandang disabilitas, duta lingkungan, band Seuramo Ragae, pelajar SMA Lab School Unsyiah, dan sekolah Al Imtiyaz.

“Ini cara kita menyampaikan suara kita agar didengar pengambil keputusan agar segera kita bersama-sama menyelamatkan satwa-satwa kita dari bahaya kepunahan. Kita harus bersama-sama menghentikan kejahatan satwa dengan membantu aparat penegak hukum memberikan informasi kejahatan satwa yang ada di sekitar kita,” kata Koordinator Aksi, Rivana Amelia dari Earth Hour Aceh.

Para peserta berkumpul di Museum Rumoh Aceh lalu berjalan bersama melalui jalan protokol melintas di depan Mesjid Raya Baiturrahman di pusat kota. Mereka mengusung poster-poster untuk menyerukan penyelamatan satwa, menghentikan perburuan dan juga perdagangan ilegal. Mereka juga menyerukan agar melaporkan kejahatan satwa kepada aparat kepolisian.

Beberapa poster yang diusung diantaranya : “Stop Kejahatan Satwa”, “Stop Pelihara Satwa di Rumahmu”, “Lihat dan Laporkan Kejahatan Satwa di Sekitar Anda”, “Lindungi Satwa,Lestarikan Warisan Endatu Geutanyo”, “Bek Poh Rimueng”,  atau poster yang dibuat anak-anak ini yang penuh dengan cap tangan mereka : “Orangutan, Gajah, Badak, Harimau You Are My Everything”.

Aksi ini diisi dengan orasi, pembacaan puisi, bernyanyi “Aceh Lon Sayang” yang dipimpin komunitas penyandang disabilitas. Orasi disampaikan oleh Duta Wisata Aceh dan Imum Mukin Tangse yang datang mewakili tokoh adat. Selain itu ada pembacaan puisi tentang satwa yang disampaikan duta wisata, duta baca dan duta lingkungan. Peserta juga menandatangani piagam komitmen untuk perlindungan hutan dan satwa Aceh.

Sejak 2015 kota Banda Aceh menjadi kota pertama di Indonesia ikut serta dalam aksi global ini  karena merasa menjadi bagian dari masyarakat dunia yang peduli pada nasib gajah, harimau, badak dan orangutan. Satwa-satwa ini hanya bisa ditemukan lengkap di hutan Leuser yang ada di Aceh sehingga sudah seharusnya warga Aceh memberi dukungan dan suara mereka untuk menyerukan penghentian perburuan dan perdagangan satwa ilegal.



Artikel ini dimuat dalam website WWF Indonesia pada tautan: 
http://www.wwf.or.id/?51282/Ayo-Selamatkan-Gajah-Badak-Harimau-dan-Orangutan-dari-Perburuan-dan-Perdagangan-Ilegal
Diakses pada 9 Januari 2017, Pukul 22.20 WIB

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More