Aku mempelajari jiwa
Dalam karya benderang
Kalbu tenang
Terdiam

Hari ini, 07052016, aku
mengajak sang bujang ingusan untuk bertandang menikmati sekolah kehidupan. Kami
berkendara dari Darussalam, sambil bercanda riang dan bertengkar terkadang.
Penasaran akan sebuah wacana acara yang menarik hati dan mata, mereka
namakannya Festival Kota Kita. Kata kita memang penuh nuansa, bukan
aku dan bukan pula kamu, sungguh sesuatu.
Dalam
perjalanan yang yakin tak yakin, alamat peta tanpa GPS membuat kami berdua
tampak mencurigakan di mata manusia lain. Celingak-celinguk, kiri-kanan mencari
pamflet nama sebuah penginapan ternama. Mudah diingat namanya, namun jangan
tanya alamatnya. Alhasil ini dia, rupa-rupa gambar alamat yang tertera. Semoga
membantu Anda semua.

Hari ini mendung, semoga besok cerah ceria. Begitulah kiranya do'a yang
kupanjatkan dengan segenap jiwa. Spanduk-spanduk manis bak persis
terpampang di dunia maya melambai-lambai di sepanjang jalan menyambut
kedatangan kami dengan riang.

Beberapa
spanduk tersemat di beberapa lorong jalan, kiranya perjalanan harus berbelok
kiri dan kanan, menelusuri gang-gang pikirku saat itu. Namun, insting berkata
lurus sajalah dulu. Ah, ternyata ia benar. Kami selamat sampai
tujuan.

Entah
karena lapangan ini luas sekali, pengunjung jadi tampak sepi. Jujur, tak ada
yang menarik pada pandangan pertama. Sang adik memanyun-manyunkan
bibirnya, apa dia kecewa? Jangan menilai sesuatu dari luarnya saja, hiburku
santai. Lalu kami menapaki tanah-tanah gersang berumput jarang menuju
tenda-tenda impian dan harapan. Semoga ada sesuatu yang dapat dipelajari,
semoga ada sesuatu yang menginspirasi, harapku sayup-sayup dalam sunyi.
Sepertinya Tuhan sedang bermurah hati, bukankah Ia memang selalu begitu? Sebuah
lambang dengan huruf "f" menjadi pusat penggugah pandang yang
memukau. Banda Maya, begitulah judul karya ini kira-kira.

Dari kejauhan, aku
mematung sesaat. Karya ini indah, namun ada nuansa yang tidak bisa aku jelaskan
rasanya. Sebaiknya kalian pergi dan melihatnya sendiri. Awalnya kukira hanya
aku yang terhanyut pikir, ternyata sang brotha juga mematung dan
berpikir. Sepertinya dia telah mendapatkan pelajaran perdananya untuk sekolah
sore ini. Aku merasa sedikit lega.

Kemudian, sekilas kusapu pandang pada manusia-manusia yang bertandang. Ada yang berselfie ria, bercanda tawa, bermusik asyik, atau sekedar menikmati karya. Semuanya dipersilakan dengan senang hati, ini kota kita bersama, maka bersenang-senanglah. Jangan sampai ada duka di antara kita.

Di sini aku melihat tenda
dengan berbagai rupa isinya. Dari pejuang lingkungan sampai pencetus
kreatifitas anak muda. Semuanya unik dan menarik. Aku tak ingin menjelaskannya
satu-satu. Kau harus menikmatinya sendiri. Datang dan sembuhkan jiwa-jiwamu
yang digersangkan maya teknologi. Belajarlah dari sekolah kehidupan yang singkat
ini.




Lihat, amati dan pelajari. Bersenang-senanglah, bergembiralah. Berikan sebahagian nafas mudamu untuk kota ini. Sabtu atau minggu, 7 atau 8, kapan pun itu pastikan untuk bertandang.

Artikel ini merupakan artikel dari blog pribadi Ayu Ulya pada tautan
http://www.ayuulya.com/2016/05/sekolah-kehidupan-dalam-festival-kota.html
diakses pada 9 Januari 2017, pukul 12.00 WIB
0 comments:
Post a Comment